Ketika aku kelas X semester 2, aku harus menjalani
operasi karna penyakitku yang aneh. Katika itu aku sangat takut sekali untuk
menjalaninya karna baru pertama kali aku harus menjalani operasi.
Pada
saat itu, ada suatu yang ganjil di tubuhku tepatnya di bawah ketiak, setelah aku periksa ternyata ada suatu yang
aneh yang sebelumnya tidak ada, seperti benjolan yang bentuknya bulet namun itu
tidak tampak di luar, ketika itu masih kecil. Tetapi sama aku cuma di diemin
dan juga aku tidak ngasih tau ke ibuku,
karna menurutku ini hanya benjolan biasa yang lama-lama akan hilaang sendiri.
Namun setelah lama-kelamaan ternyata perkiraanku salah, benjolan tersebut
tambah membesar, bentuknya seperti kelereng. Karna semakin membesar, aku mulai
khawatir dan perasaanku mulai tidak tenang karena aku takut sekali kalau sampai
di operasi.
Setelah 2 minggu dari kejadian itu, aku mulai
memberanikan diri untuk bilang atau cerita tentang penyakitku tadi. Ketika aku
menanyakan penyakit itu, namun ibu juga tidak tau itu penyakit apa dan ibuku
suruh aku periksa ke dokter. Saat itu aku tidak langsung pergi ke dokter kerena ibuku masih banyak kerjaan.
Setelah seminggu dari itu, aku bersama kedua oarang tuaku pergi ke Puskesmas Tongguh
Arosbaya, namun setelah sampai disana
hasilnya sia-sia. Dokter disana juga tidak bisa mendeteksi tentang penyakitku, dan dokter tersebut
menyarankan untuk pergi ke rumah sakit di Bangkalan. akhirnya pun kami pulang
ke rumah.
Setelah beberapa hari kemudian, aku bersama orang
tuaku kembali pergi ke dokter namun tidak di rumah sakit melainkan di rumahnya
sendiri. Rumahnya itu ke barat merlin di Bangkalan. Aku pergi kesana pada malam
hari setelah adzan magrib kami berangkat. Setelah sampai disana dan diperiksa,
dokternya pun billang kalau mau menghilangkan penyakit ini harus di operasi,
karna kalau tidak penyakit ini semakin hari semakin membesar. Setelah mendengar
itu, aku pun menjadi takut tidak karuan, dan aku tidak mau kalau sampai di
operasi. Namun jalan satu-satu harus dengan operasi, setelah mendengar nasehat ibuku, aku pada
akhirnya mau dan juga rasa takutku
semakin menghilang serta aku mulai berani kalau harus di operasi. Dokter
tersebut tidak dapat mengoprasiku karna dia takut ada yang salah atau fatal,
dia menyarankan aku untuk pergi ke dokter yang ahli dalam hal ini yaitu dokter
Totok, dan juga ia menitipkan surat pengantar
yang isinya yaitu tentang penyakitku yang harus di opersai untuk di kasih ke penjaganya tersebut.
Keesokan harinya tepatnya hari minggu aku bersama
orang tuaku pergi ke rumah sakit dimana disitu tempat prakteknya dokter Totok (
Bangkalan ). Aku pergi kesana jam 08.30, setelah sampai disana ibuku langsung
ngasih surat pengantar tersebut ke penjaganya, setelah ia membacanya ia kemudian
membawaku ke ruangnya dan di periksa lagi. Setelah selesai di periksa lalu ia
bilang ke ibuku kalau penyakit ini, untuk menghilangkanya harus di operasi dan
ia juga menanyakan kepada kedua orang tuaku, “ Pak, Bu..., apa mau dilakukan
kan sekarang atau hari lain operasinya, tapi seandainya sekarang aku mau
menelpon dokternya bisa atau tidak”. Dan bapakku milih sekarang, lalu si
penjaga tersebut menelpon dokternya ternyata dokternya tersebut bisa, sebelum
itu dilakukan orang tuaku harus banyar uang untuk operasi dan obat-obatannya. Ketika
itu ibu hanya bawa uang sedikit karna tidak ngira kalau operasi akan di lakukan
sekaranng juga, lalu bapakku pulang untuk ngambil uang dan juga beli
obat-obatan untuk operasi nanti. Namun sebelum aku menjalani operasi , aku
harus berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam dan di saat itu aku mulai di infus.
Setelah beberapa jam kemudian, dokternya pun datang dan juga bapakku datang bersama
keluargaku. Karna dokternya sudah datang maka operasinya akan segera di
lakukan, namun sebelum itu aku harus ganti baju yang sudah di sediakan rumah
sakit tersebut. Rasa takut yang dulu tidak ada, namun sekarang kembali lagi.
Setelah aku selesai ganti baju, dokternya pun langsung membawaku ke ruang
operasi, sebelumnya aku mau minta barengin sama ibuku ke dalam ruang operasi
tapi dengan dokternya tidak mengijinkan ibuku masuk. Ketika aku menuju ruang
operasi, aku sambil nangis karena ketakutan, di samping itu ibu mengikutiku di
belakang sampai depan pintu ruang operasi. Ternyata setelah aku masuk, di dalam
sudah ada 3 dokter yang menunggu, semuanya laki-laki termasug dokter yang
membawaku, jadi dokter yang mengoperasiku ada 4 orang dan semuanya itu
besar-basar. Melihat dokter dan ruangannya tersebut aku tambah jadi yang
menangis. Kemuadian aku langsung di baringkan di tempat tidur, kedua tangan,
kaki, badan semuanya di ikat, setelah itu aku di suntik mati rasa supaya ketika
operasi tidak kerasa apa-apa. Setelah di suntik aku mulai sudah tidak sadar
lagi dan operasinya pun di mulai.
Setelah 1 jam kemudian, operasinya sudah selesai
dan juga alhamdullah berjalan dengan lancar. Setelah itu aku di bawa kembali ke
ruang rawat seperti semula, namun ketika itu aku masih tetap menangis malah
tambah parah dari sebelum di operasi. Setelah beberapa jam kemudian hatiku pun
mulai sudah agak tenang, dan alhamdullah kepalaku sudah tidak terasa pusing
lagi. Karena tidak pusing lagi, dokternya pun mengizinkan aku langsung pulang
tanpa menginap di rumah sakit.
Jam
8 aku pulang dari rumah sakit, namun sebelum itu aku masih minta surat
keterangan sakit untuk di kasih ke sekolah. Lalu kami pulang tapi di perjalanan
masih berenti karna harus menebus obatku.
Setelah
sampai di rumah, ternyata banyak tetanggaku yang menunggu di rumah + menanyakan
tentang keadaanku. Aku tidak tau harus menjawabnya gimana tapi waktu ibu ibuku
yang menjawabnya dan juga menceritakan ke tatangga tentang keadaanku, dan aku
sesampai di rumah langsung tidur.
Keesokan harinya banyak saudara-saudaraku yang
menjengukku, dan teman SMPku, serta teman-teman SMAku beserta wali kelasku juga
ikut. Di saat itu aku harus kontrol 2
kali dalam seminggu, sampai sakitku benar-benar sembuh.
Setelah 5 hari dari itu, karna badanku sudah
agak enakan dan juga sakitku sudah membaik, aku mulai masuk sekolah lagi. Aku
senang sekali bisa kembali sekolah seperti semula, dan aku berharap semoga operasi ini akan menjadi yang
pertama+terakhir dalam hidupku.
Sekian
0 komentar:
Posting Komentar